Tips Anak Model untuk Menyukai Aljabar
Al-jabar merupakan salah satu kata yang selalu ditakuti banyak siswa-siswi MTs Negeri 1 Tegal (MTsN Model Babakan Lebaksiu). Baru dengar saja, sudah pada meresponnya dengan ekspresi terkejut berkombinasi kekecewaan, “Lah… Al-jabar…!”. Apalagi jika mengalami proses pembelajarannya yang katanya bisa bikin “pusing”.
Woi, tunggu dulu… Coba kita ingat kata-kata Pak Srie Koentjoro, “nikmati dan dalami serta pahami pembelajaran Al-jabar”. Kita nggak boleh langsung setuju persepsi negatif tentang Al-jabar begitu saja tanpa memahaminya. Jangan mudah termakan isu teman atau kakak kelas yang punya pandangan menyeramkan terhadap Aljabar.
Ingat, kan... “Kalau pengin sayang, ya harus kenal”. Ups, jangan dikonotasikan negatif dulu, ya…! Maksudnya, bagaimana kita mau menyukai Aljabar, kalau belum apa-apa kita sudah memvonisnya sebagai sesuatu yang mengerikan…?
Lalu bagaimana caranya merubah pandangan negatif menjadi positif…? Nah, nyambung lagi kata guru cowo yang berjenggot dan ngajar PPKn serta Seni Budaya itu, “Ikuti arusnya… Kalau arusnya sedang atau ringan, kita bisa dengan mudah beradaptasi, menyeberangi serta tenang dalam menentukan tujuan. Kalau arusnya deras, manfaatkan dia, karna dia bisa mengantarkan kita sampai ke tujuan dengan cepat. Takut itu milik orang yang belum mencoba, kalau sudah nyemplung, kita bakal dipaksa untuk bisa berenang.” Intinya, kita harus mencoba mengikuti dulu pelajaran Al-jabar, bukan menghindarinya. Kalau kita sudah bisa mengikutinya, brarti kita sudah menuju tahap menikmatinya.
Tahap berikutnya, kalau kita sudah bisa berenang, yaitu nyilem atau menyelam. Maksudnya, kalau kita sudah mengikuti pelajaran Aljabar, kita pahami guru pengampu mata pelajarannya. Coba lihat dan perhatikan dengan seksama dan sesingkat-singkatnya bapak Nurokhman! Sepintas wajahnya serem, kan…? Mungkin lebih serem dari Lord Voldemort yang di Harry Potter itu. He…66X. Tapi kalau kita berada di kelasnya, woooooowwww… Kesan seram itu hilang. Semuanya berubah menjadi ketenangan, kesenganan, dan kegembiraan. Tipikalnya yang super sabar mendampingi dan mengajari peserta didiknya membuat suasana hidup jadi lebih hidup. Atau coba perhatikan Ibu Afrohah yang cantik seperti Cinderella. Ketika kita mengikuti jam pelajarannya, dijamin lebih dari 80 persen ilmunya dapat kita serap. Metodenya yang tepat saat mentransfer ilmu menjadikannya lebih anggun dari pada Elsa Si Putri Penyihir Salju di film Frozen.
Nah, tahap selanjutnya adalah memahami ilmunya. Tahukah kalian, angka 0, 1, 2, 3, dan seterusnya dikenal dengan Angka Arab…? Kok bisa…? Yup, dulu sebelum ditemukan dan dipublikasikan, orang-orang Eropa menggunakan penghitungan dengan sistem angka Romawi. Coba amati angka Romawi, deretannya sangat tidak praktis. Ketika puluhan angkanya menggunakan huruf yang berbeda-beda sehingga jika digunakan untuk menulis bilangan yang bernilai milyaran sangat sulit. Nah, ketika angka Arab ini digunakan dan dipublikasikan pertama kali oleh orang muslim dengan kelebihannya angka 0 (nol), maka mulailah terapkan diseluruh dunia. Banggalah menjadi anak muslim dan jangan sia-siakan pemikiran pendahulu kita. Kembangkan dan jadikan yang lebih hebat dan bermanfaat lagi. Kalau kita sudah memahaminya, kita bisa menerapkan Al-jabar pada setiap unsur kehidupan. Kita bisa memanajemen uang saku, kita bisa memperhitungkan perjalanan berangkat ke madrasah biar tidak terlambat, kita bisa menghitung berapa lama kemampuan kita menabung untuk dapat sepatu hitam baru. Mantapbs, kan…? He…66X.
Selamat belajar…
0 Response to "Tips Anak Model untuk Menyukai Aljabar"
Post a Comment