Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Pada Pasar Tradisional
Darmawan Eko Prasetyo, S.E.
Guru IPS MTsN 1 Tegal
Perkembangan zaman yang modern menuntut kita akan keefisienan dan keefektifan dalam semua bidang. Keberadaan modernisasi yang tentu dipahami sebagai akibat desakan kekuatan kapitalis modern mendorong berdirinya kekuatan pasar modern di tengah – tengah masyarakat Indonesia. Dimana dalam jangka waktuyang singkat, para pelaku usaha ritel modern dengan kemampuan modal yang luar biasa besar memanjakan konsumen dengan berbagai hal positif terkait kenyamanan, keamanan, kemudahan, saat berbelanja. Varian produk yang disuguhkan makin beragam, kualitas produk yang makin meningkat, dan harga yang makin murah disertai diskon diskon yang super heboh ditawarkan karena adanya persaingan.
Keberadaan kontribusi pasar modern terhadap pertumbuhan industri ritel, di Indonesia banyak memberikan keuntungan bagi konsumen, tetapi disisi lain ternyata pertumbuhan ritel modern mendatangkan persoalan tersendiri berupa kian tersingkirnya hasil pertanian, perikanan, dan peternakan dalam negeri dari meja makan masyarakat Indonesia, standar kualitas yang tak mampu dipenuhi oleh hasil pertanian Indonesia, sehingga untuk kebutuhan pangan yang sebenarnya sudah ada di Indonesia, seperti daging, sayur, dan buah pun, harus didatangkan dari luar negeri agar mampu memenuhi standar kualitas mereka (ritel modern).
Pasar tradisional yang menjadi saluran distribusi utama hasil pertanian rakyat Indonesia menjadi tumpul dan mandul, saat ini berada di ujung tanduk karena tak mampu bersaing dengan pasar modern. Padahal tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya kepada pasar tradional. Ketika dilanda krisis ekonomi, pasar tradisional mampu menjadi penopang hidup sebagian masyarakat Indonesia, baik yang berprofesi sebagai pedagang, maupun para petani yang hanya mampu memasarkan hasil pertaniannya lewat pasar rakyat ini. Dengan semakin tergerusnya pasar tradisional berimbas pada para pemasok lokal yang pada umumnya tidak bisa masuk ke pengecer besar.
Pertumbuhan dan perkembangan pasar modern terbukti membahayakan posisi pasar tradisional dan ritel-ritel tradisional, meskipun pasar tradisional tetap bertahan tetapi terjadi penurunan jumlah pelanggan. Ini diakibatkan adanya promosi yang dilakukan pasar modern yang sangat gencar. Data survei AC Nielsen tahun 2013 menunjukkan, jumlah pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Tahun 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550, tahun 2009 berjumlah 13.450 dan tahun 2011 berjumlah 9.950. Sementara perbandingan pertumbuhan pasar rakyat terhadap pasar modern cukup drastis, di mana pasar rakyat tumbuh melambat -8,1% sementara pasar modern tumbuh 31,4 persen.mPadahal di Cina terutama di Hongkong telah menerapkan regulasi tata wilayah pendirian pasar modern tidak boleh berdekatan dengan pasar tradisional.
Sangatlah mengenaskan jika pasar tradisional harus dihadapkan pada pasar modern “face to face” berakibat pada kian menajamnya kesenjangan sosial dalam masyaakat. Pemerataan pendapatan takkan tercapai jika media utama aktivitas perekonomian rakyat ekonomi lemah, dibiarkan tersisih. Pemberdayaan pasar tradisional sebagai wadah ekonomi mikro mutlak diperlukan.
Menumbuhkan dan mengembangkan pemberdayaan pasar tradisional perlu diciptakan iklim dan kondisi yang dapat mendorong pertumbuhan dan pengembangannya. Salah satu upaya untuk menciptakan iklim tersebut dalam pengembangan pemberdayaan pasar tradisional adalah dengan memfasilitasi pembinaan, pendampingan langsung maupun peningkatan permodalan, serta pembentukkan lembaga penjamin kredit dan regulasi yang berpihak kepada pengembangan pemberdayaan ekonomi dalam memperoleh modal usaha, kemampuan daya saing, ketersediaan jejaring pasar serta mengetahui sampai sejauh mana kualitas produk yang dihasilkan oleh petani atau pelaku pasar, pemberdayaan ekonomi didorong agar dapat berkompetisi pada era globalisasi.
Adapun upaya pemberdayaaan masyarakat itu dapat diupayakan dengan beberapa cara:
Guru IPS MTsN 1 Tegal
Perkembangan zaman yang modern menuntut kita akan keefisienan dan keefektifan dalam semua bidang. Keberadaan modernisasi yang tentu dipahami sebagai akibat desakan kekuatan kapitalis modern mendorong berdirinya kekuatan pasar modern di tengah – tengah masyarakat Indonesia. Dimana dalam jangka waktuyang singkat, para pelaku usaha ritel modern dengan kemampuan modal yang luar biasa besar memanjakan konsumen dengan berbagai hal positif terkait kenyamanan, keamanan, kemudahan, saat berbelanja. Varian produk yang disuguhkan makin beragam, kualitas produk yang makin meningkat, dan harga yang makin murah disertai diskon diskon yang super heboh ditawarkan karena adanya persaingan.
Keberadaan kontribusi pasar modern terhadap pertumbuhan industri ritel, di Indonesia banyak memberikan keuntungan bagi konsumen, tetapi disisi lain ternyata pertumbuhan ritel modern mendatangkan persoalan tersendiri berupa kian tersingkirnya hasil pertanian, perikanan, dan peternakan dalam negeri dari meja makan masyarakat Indonesia, standar kualitas yang tak mampu dipenuhi oleh hasil pertanian Indonesia, sehingga untuk kebutuhan pangan yang sebenarnya sudah ada di Indonesia, seperti daging, sayur, dan buah pun, harus didatangkan dari luar negeri agar mampu memenuhi standar kualitas mereka (ritel modern).
Pasar tradisional yang menjadi saluran distribusi utama hasil pertanian rakyat Indonesia menjadi tumpul dan mandul, saat ini berada di ujung tanduk karena tak mampu bersaing dengan pasar modern. Padahal tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya kepada pasar tradional. Ketika dilanda krisis ekonomi, pasar tradisional mampu menjadi penopang hidup sebagian masyarakat Indonesia, baik yang berprofesi sebagai pedagang, maupun para petani yang hanya mampu memasarkan hasil pertaniannya lewat pasar rakyat ini. Dengan semakin tergerusnya pasar tradisional berimbas pada para pemasok lokal yang pada umumnya tidak bisa masuk ke pengecer besar.
Pertumbuhan dan perkembangan pasar modern terbukti membahayakan posisi pasar tradisional dan ritel-ritel tradisional, meskipun pasar tradisional tetap bertahan tetapi terjadi penurunan jumlah pelanggan. Ini diakibatkan adanya promosi yang dilakukan pasar modern yang sangat gencar. Data survei AC Nielsen tahun 2013 menunjukkan, jumlah pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Tahun 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550, tahun 2009 berjumlah 13.450 dan tahun 2011 berjumlah 9.950. Sementara perbandingan pertumbuhan pasar rakyat terhadap pasar modern cukup drastis, di mana pasar rakyat tumbuh melambat -8,1% sementara pasar modern tumbuh 31,4 persen.mPadahal di Cina terutama di Hongkong telah menerapkan regulasi tata wilayah pendirian pasar modern tidak boleh berdekatan dengan pasar tradisional.
Sangatlah mengenaskan jika pasar tradisional harus dihadapkan pada pasar modern “face to face” berakibat pada kian menajamnya kesenjangan sosial dalam masyaakat. Pemerataan pendapatan takkan tercapai jika media utama aktivitas perekonomian rakyat ekonomi lemah, dibiarkan tersisih. Pemberdayaan pasar tradisional sebagai wadah ekonomi mikro mutlak diperlukan.
Menumbuhkan dan mengembangkan pemberdayaan pasar tradisional perlu diciptakan iklim dan kondisi yang dapat mendorong pertumbuhan dan pengembangannya. Salah satu upaya untuk menciptakan iklim tersebut dalam pengembangan pemberdayaan pasar tradisional adalah dengan memfasilitasi pembinaan, pendampingan langsung maupun peningkatan permodalan, serta pembentukkan lembaga penjamin kredit dan regulasi yang berpihak kepada pengembangan pemberdayaan ekonomi dalam memperoleh modal usaha, kemampuan daya saing, ketersediaan jejaring pasar serta mengetahui sampai sejauh mana kualitas produk yang dihasilkan oleh petani atau pelaku pasar, pemberdayaan ekonomi didorong agar dapat berkompetisi pada era globalisasi.
Adapun upaya pemberdayaaan masyarakat itu dapat diupayakan dengan beberapa cara:
0 Response to "Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Pada Pasar Tradisional"
Post a Comment